Kamis, 17 Mei 2012

 Sensasi Seni dan Rasa yang Sedenyut
Lio Gallery dengan konsep bistro, bar, dan lounge di Jalan Kemang Timur, Jakarta Selatan
HEADLINE NEWS - MENIKMATI setiap lekukan sebuah karya seni bisa membuat hati kian tentram. Akan tetapi, ketika perut sedang keroncongan, bisa mengganggu suasana yang terbangun. Resto galeri mencoba menawarkan keduanya. Menikmati karya seni sekaligus menikmati cita rasa makanan dalam satu denyut.
Memadukan seni dan perut kosong dilirik sejumlah pegiat kuliner dan seni. Akhirnya, terciptalah usaha galeri dan restoran dalam satu atap. Karya seni pun mempersolek tempat kuliner.
Setidaknya peluang ini diambil Lio Gallery (Bistro, Bar, and Lounge) di Jalan Kemang Timur Raya Nomor 50, Jakarta Selatan.
Restoran dan galeri yang masih seumur jagung ini didirikan Bambang Reguna Bukit atau lebih dikenal Bams Samson, salah satu personel grup band Samson. Dia berkolaborasi dengan pemilik sejumlah usaha Lio Gallery di Bali dan beberapa negara, serta Christos Vasileois Liokouras, teman Bams yang warga negara Rusia.
Kehadiran galeri dan restoran seatap ini, kata Bams, untuk memberi sentuhan baru dalam dunia kuliner serta memperluas rantai koleksi Lio yang sudah mapan di seluruh dunia lewat Jakarta.
”Lio Gallery di Jakarta ini adalah galeri dan restoran seatap. Selama ini galeri dan restoran masing-masing berdiri sendiri,” jelas Bams.
Bams menginginkan konsep belanja satu atap dinikmati pengunjung ketika berada di Lio Gallery. Pengunjung tak perlu bersusah payah memikirkan makanan saat menikmati dan memilih karya seni yang beragam, klasik, antik, ataupun kontemporer. Mulai pukul 09.00 hingga tengah malam, galeri dan restoran berdenyut dalam satu irama.
Berbagai karya seni, antara lain patung dari kayu dan anyaman rotan, menyambut kedatangan Anda saat memasuki galeri dan restoran ini. Belum lagi sejumlah lukisan dan furnitur yang terpajang di lantai 1.
Jika Anda memilih untuk melihat karya seni lebih banyak, naik ke lantai 2. Bermacam koleksi berupa benda seni klasik, antik, kontemporer, termasuk mebel dalam ruangan, luar ruangan, dan kebun, dipamerkan di ruang ini.
Ada juga perabot dan perlengkapan rumah tangga, pernak-pernik, dan dekorasi dinding terbaru. Semua dirancang khusus dengan bentuk kerajinan buatan tangan, barang kaca, kayu, rotan, perak, besi, dan keramik.
Sejumlah lukisan karya Desiree Tarigan, ibu Bams yang juga seorang pelukis itu, dipajang di mana-mana untuk memperindah beberapa sudut galeri dan restoran ini. Pada awal mengelola bisnis ini Bams memang ditemani sang ibu.
Setelah puas mengelilingi lantai 2, begitu turun ke lantai 1, di sisi kanan dari pintu masuk, sebuah restoran tertata unik langsung menyambut Anda.
Dekorasi dindingnya terbuat dari kayu bekas rel kereta. Sementara kursi dan meja makan dibuat dari kayu yang dibiarkan sesuai warna aslinya. Pengaturan furnitur yang elegan ini membuat suasana nyaman dan hidup.
Suasana alami, unik, dan antik ini ditampilkan sesuai dengan pasar yang diincar. ”Pelanggan di sini kebanyakan ekspatriat, tetapi ada juga orang Indonesia,” kata Desiree.
Masakan Barat dan Asia yang disajikan juga sangat lezat, seperti mesclun salad, prawn proven shall, prawn memory shall, steak, berbagai jus, dan anggur. Makanan itu dihidangkan dengan sayuran segar. Penyajiannya pun menarik. Semua hidangan disajikan oleh koki berpengalaman dan terlatih secara internasional.
Ruangan pribadi untuk rapat, pesta reuni, atau makan malam juga tersedia. Di bagian dalam bangunan, tepatnya di samping restoran, juga tersedia kolam renang dengan suasana tropis untuk menggelar acara khusus, termasuk pesta BBQ. Kapasitasnya mencapai 100 orang.
Koi Gallery
Masih belum puas? Bergeserlah ke Koi Cafe Gallery di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan. Pemilik galeri adalah Amelia Pramesti, warga Indonesia bersuamikan warga negara Belgia.
”Galeri ini berdiri sudah hampir 10 tahun. Selain di Kemang, Koi Gallery yang pertama di Jalan Mahakam,” jelas Hendra, pengawas Koi Gallery Kemang.
Konsep galeri dan restoran satu atap, menurut dia, untuk memberi variasi kepada pengunjung agar tak jenuh. Galeri tanpa variasi ibarat sebuah gudang semata.
Hampir sama dengan tempat sebelumnya, sejumlah koleksi barang antik dan seni dari koleksi barang-barang seni asli Indonesia tersedia di tempat itu.
Karya seni mulai dari aksesori seperti dasi, cincin, gelang, topi, kalung, hingga furnitur untuk rumah dan luar ruangan, serta taman ada di Koi Gallery. Ada juga lukisan dan patung serta kerajinan tangan lainnya.
Kedua galeri dan restoran ini juga sama-sama memiliki perajin sendiri yang dibina untuk memproduksi beraneka karya seni.
Perabotan yang digunakan berasal dari kayu, termasuk jati yang unggul, besi, dan rotan.
Konsep kedua tempat ini boleh sama, yaitu memadukan galeri seni dan restoran dalam satu denyut. Akan tetapi, suasana yang ditampilkan jelas berbeda satu dengan lainnya.
Suasana yang dibangun di Lio Gallery terkesan lebih terang karena dekorasi ruangan dilengkapi dengan dinding kaca. Sementara suasana ruangan Koi Gallery temaram, tertutup dinding beton dan kaca gelap.
Galeri dan restoran di Lio Gallery ditempatkan di lantai 1. Koi Gallery mengutamakan restoran di lantai 1 yang didekorasi dengan sejumlah karya seni, sedangkan di lantai 2 dan 3 khusus untuk galeri.
”Meski konsepnya dalam satu atap, tetap ada penyekatnya antara tempat makan dan galeri,” jelas Hendra.
Harga karya seni di kedua resto galeri itu bervariasi mulai dari Rp 100.000 hingga puluhan juta. Sementara harga makanan hampir sama mulai dari Rp 50.000 untuk minuman sampai Rp 400.000 untuk makanan.
Karya seni memang indah dipandang. Menakjubkan saat dinikmati. Pancaran pesona yang ditebarkan dari setiap titik barang bernilai seni ini membuat para pecinta dan pengagumnya tak mau kehilangan momen sekecil apa pun saat sedang menikmati hasil kreativitas buah tangan manusia.
Sekalipun irama keroncong perut berdentang, tak heran pilihan mengisi perut kosong tetap dilakukan di kesempatan terakhir.
Menikmati sensasi karya seni unik dan artistik yang ditutup menikmati makanan lezat di resto galeri bisa menjadi pilihan dalam berakhir pekan kali ini.

Rabu, 16 Mei 2012

 Pesan Lintas Waktu dari Kegelapan Goa
 
 Andi Ilham, aktivis lingkungan dari Lembaga Bumi Mentari, meneliti lukisan peninggalan zaman prasejarah di Goa Bulu Barakka di Dusun Rammang-Rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

Oleh Aswin Rizal Harahap
Rasa lelah setelah mendaki sekitar satu jam pupus oleh kesejukan dan keindahan stalaktit, stalagmit, dan ornamen purba yang diukir alam selama ratusan tahun di Goa Romang Lompoa.
Goa di mulut Dusun Rammang-Rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Maros, Sulawesi Selatan, 40 kilometer utara Kota Makassar, itu adalah yang terdekat dibandingkan delapan goa lainnya.
Dusun itu berada di dalam Kawasan Karst Maros Pangkep (KKMP), Sulawesi Selatan. Satu-satunya pintu (menyerupai lubang) Goa Romang Lompoa dicapai setelah mendaki bukit terjal sejauh 100 meter.
Tim Lembaga Bumi Mentari (LBM) memperkirakan ada puluhan goa di dusun itu yang belum ditemukan. Kondisi perbukitan dengan kemiringan lebih dari 45 derajat membutuhkan keahlian khusus untuk pencarian goa. Mulut-mulut goa terletak di tebing-tebing yang hanya bisa dicapai dengan mendaki.
Seperti menara
Dengan bantuan senter di dahi, kami menikmati keindahan rangkaian stalaktit (batangan kapur berbentuk runcing di langit-langit goa) dan stalagmit (susunan batu kapur yang berdiri tegak di lantai goa) dengan kilap khas. Goa alam selalu gelap gulita.
Bentukan endokarst itu—menandai proses karstifikasi selama ratusan tahun—umumnya menyatu membentuk pilar-pilar, selain membentuk seperti pintu gerbang.
Setelah sekitar 40 meter menyusuri genangan air sepinggang orang dewasa, terlihat rongga dengan ketinggian 20-30 meter, lebar 10 meter, memanjang 150 meter, menyerupai ruangan besar dengan sejumlah ornamen mirip deretan pepohonan di pinggir. Menurut aktivis LBM, Andi Ilham (30), sebutan Romang Lompoa (dalam bahasa Bugis artinya hutan besar) salah satunya berasal dari situ.
Selain perbukitan karst di Guilin, China, KKMP termasuk unik karena membentuk rangkaian menara (tower). Data Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Sulawesi Selatan mencatat, terdapat sedikitnya 286 goa di kawasan tebing karst seluas 43.000 hektar itu.
Pemandangan sangat indah juga ditemui di Goa Petruk, di Dukuh Mandayana, Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Goa Petruk lebih mudah dicapai karena medannya sudah dibenahi.
Stalaktit dan stalagmit di Goa Petruk membentuk beragam bentuk, seperti mayat, buaya, lumbung, dan payudara. Goa bertingkat tiga ini basah dan lembab, dengan sungai, sejumlah sendang, dan air terjun. Di lantai dasar bertabur kotoran kelelawar dan serangga kecil. Air menetes dari langit-langit goa, meningkahi keheningan.
Bagian kedua goa dihubungkan dengan batu terjal dengan kemiringan sekitar 45 derajat, dengan sendang dan air terjun kecil. Airnya tak jernih karena tampaknya mengandung kalsium dengan kadar cukup tinggi.
Kami dipandu oleh Yos Sumarsinus (32), yang jatuh cinta kepada goa sejak usia enam tahun setelah diajak menikmati keindahan goa oleh perintis speleologi Indonesia, dr Robby Ko King Tjoen. Goa Petruk, satu dari 136 goa di Kecamatan Ayah atau satu dari 186 goa di Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS), menurut dr Ko, terindah di Jawa.
”Ambil hanya gambar, tinggalkan hanya tapak kaki, jangan membunuh apa pun,” ujar Yos berpesan.
Lanskap kultural
Selain keindahan bentukan endokarst, goa-goa di KKMP juga banyak menyimpan lukisan goa. Di Goa Bulu Barokka, misalnya, terdapat puluhan gambar menyerupai perahu, orang, pohon, serta telapak tangan berwarna hitam dan merah. Keaslian lukisan itu, menurut Guru Besar Bidang Batuan Karbonat Universitas Hasanuddin Prof Dr AM Imran, telah diteliti Belanda tahun 1930.
Dikatakan, kondisi karst di Maros, khususnya di Rammang-Rammang, masih terjaga. Stalaktit dan stalagmit di sejumlah goa masih aktif berkembang karena minimnya cahaya matahari yang masuk goa dan tingginya intensitas hujan.
Menurut Mas Noerdjito, pakar vegetasi kawasan karst, pensiunan Peneliti Utama LIPI, stalaktit dan stalagmit akan terjaga kilapnya kalau tersedia cukup air untuk proses karstifikasi, dengan menjaga hutan alam di daerah tangkapan air.
Ahli lukisan prasejarah dari Departemen Seni Rupa ITB, Dr Pindi Setiawan, menjelaskan, lukisan di dinding goa itu adalah warisan budaya manusia berbentuk gambar yang paling tua dan paling lebar rentang waktunya.
Lanskap kultural yang merekam perjalanan peradaban manusia itu dibuat oleh Homo sapiens sejak 50.000 tahun lalu, atau 40.000 tahun lalu di Australia dan sekitar 33.000 tahun lalu di Eropa. Gambar-gambar di goa di daerah Maros diperkirakan dibuat sekitar 5.000 tahun lalu.
Menurut Pindi, sebenarnya hanya 30 persen lukisan goa terdapat di goa-goa di Kalimantan dan Sulawesi, belakangan, Sumatera. Selebihnya merupakan gambar tebing.
”Hasil gambar atau hasil kebudayaan itu terkait dengan hal tertentu. Semua tipe mata pencarian menghasilkan budaya berbeda. Wilayah berbeda juga menghasilkan kebudayaan berbeda,” tutur Pindi.
Gambar-gambar di dinding goa itu juga memiliki fungsi sosial dan mengandung pesan nonverbal melintasi waktu. Sayangnya, upaya preservasi, menurut Pindi, hanya menjadi kebetulan sejarah, bukan kebutuhan sejarah, tergantung kepentingan masyarakat modern. Ironis!

Selasa, 15 Mei 2012

Kebun Ini Subur berkat Kotoran Sapi
Peternakan sapi di Bangka Botanical Garden, Pangkal Pinang, Babel.
HEADLINE NEWS, TRAVEL STORY  – Bagaimana caranya menyuburkan lahan tidur bekas tambang timah? Jawabannya ternyata sederhana saja. Cukup gunakan kotoran sapi. Tak percaya? Coba berkunjung ke Bangka Botanical Garden.
Empat tahun lalu, kawasan ini begitu gersang. Tanah begitu merah, terbengkalai menjadi lahan kritis. Dulunya, area ini merupakan kawasan pertambangan timah. Namun kawasan ini begitu lebat ditanami berbagai pohon.
Sebut saja mulai dari pinus sampai buah naga. Walaupun saat mobil melintasi kebun, tanah-tanah merah tampak masih menganga. Uniknya, di tanah merah dan terkesan gersang itu, berbagai tumbuhan dapat tumbuh di atasnya.
Johan Ridwan Hasan yang mulai usaha menyuburkan kawasan ini. Ia mengolah tanah kritis dengan mencampurnya dengan kotoran sapi sampai tanah kembali menjadi subur. Tentu tak hanya kotoran sapi. Menurut Edi Sukaedi, Koordinator Lapangan di Bangka Botanical Garden, ada perhitungan tersendiri dengan mencampur kotoran sapi dan kapur untuk mengolah tanah kembali.
"Awalnya memang peternakan sapi, baru pertanian dan perikanan. Ini murni swasta," ungkap Edi.
Perikanan yang ia maksud adalah kolam-kolam berisikan ikan nila air tawar. Ya, di kebun ini, pengunjung bisa bebas melihat aneka tanaman, kandang sapi, sampai kolam ikan. Edi mengaku, sebanyak 1.500 turis berkunjung ke tempat ini.
"Tapi kebanyakan turis lokal, orang-orang sekitar sini, terutama sekolah-sekolah. Karena di sini ada pelatihan untuk yang berminat," tutur Edi.
Pengunjung yang ingin datang pun tak dikenakan tiket masuk. Biasanya pengunjung akan diarahkan pertama kali ke rumah adat Bangka. Uniknya, beberapa meter menuju rumah adat ini, kendaraan akan melewati jalanan bertanah merah dengan sisi kanan dan kiri ditumbuhi pohon pucuk merah.
Merahnya tanah dan daun pohon yang kemerahan membuat nuansa romantis. Tak heran, beberapa rekan wartawan yang ikut mengunjungi Bangka Botanical Garden pun tak puas-puas berfoto di lokasi tersebut.
"Seperti di film-film Korea saja," tutur Vidi, wartawan asal Jakarta, sambil terus sibuk berfoto.
Setelah itu pengunjung akan diajak masuk ke rumah adat Bangka yang berupa rumah panggung. Di rumah tersebut, pengunjung dapat menikmati susu segar. Susu ini diperah setiap hari dari sapi-sapi yang ada di Bangka Botanical Garden.
Menurut Edi, total ada sekitar 420 sapi dari berbagai jenis sapi impor maupun lokal. Ia menambahkan bahwa dalam sehari, sapi-sapi ini dapat memproduksi 200 sampai 250 liter susu. Kelar menikmati susu, pengunjung akan diajak mellihat-lihat sapi di area kandang sapi.
Nah, saat memasuki area kandang sapi, terdapat jejeran pohon pinus yang cantik. Lagi-lagi suasana romantis ala musim gugur di film-film Korea hadir kembali. Acara foto-foto pun tak terelakkan. Sementara di kandang sapi, pengunjung dapat mengikuti aktivitas memerah sapi. Namun, kenali dulu jamnya.
"Memerah susu itu di jam 7 pagi dan 4 sore," kata Edi.
Di sini, pengunjung juga dapat membeli pupuk dari kotoran sapi. Selain itu, pihak Bangka Botanical Garden juga menerapkan sistem zerowaste. Semua limbah dimanfaatkan kembali. Bahkan, urine sapi digunakan untuk kolam ikan. Sebab, dapat mempercepat pertumbuhan ekosistem di kolam ikan.
Bahkan, kotoran sapi pun digunakan untuk biogas. Belum lagi rumput gajah untuk pakan ternak dan sebagainya. Semua dapat dimanfaatkan kembali. Menurut Edi, Bangka Botanical Garden meliputi kawasan seluas 300 hektar.
Namun, lahan yang dimanfaatkan baru seluas 150 hektar. Untuk mencapai lokasi ini, perjalanan dapat ditempuh tak sampai setengah jam dari pusat Kota Pangkal Pinang. Lokasi tepatnya berada di daerah Ketapang, Pangkal Pinang.
Kelar menjelajahi Bangka Botanical Garden, pengunjung juga dapat menikmati aneka hidangan di restoran yang berada dekat dengan kolam ikan. Pengunjung juga dapat memancing ikan di kolam ikan nila tersebut sambil menikmati panorama pepohonan. Siapa sangka, keasrian tersebut diperoleh dari hal sederhana, yaitu kotoran sapi. 

Senin, 14 Mei 2012

Kiskendo, Goa Eksotik di Kendal
Mulut Goa Kiskendo di Desa Trayu, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
HEADLINE NEWS, KENDAL - Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, ada goa yang namanya Goa Kiskendo. Goa yang terletak 15 kilometer ke arah selatan dari kota Kendal, tepatnya berada di Desa Trayu, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal ini, panoramanya masih alami dan indah.
Untuk menuju ke Goa Kiskendo, pengunjung bisa mengendarai sepeda motor atau kendaraan roda empat. Sarana jalan menuju ke lokasi yang sangat baik, menjadi nilai tambah bagi pengunjung untuk menikmati keindahan alam Goa Kiskendo.
Kalau dari arah selatan, bisa melalui jalur Kecamatan Boja. Sedangkan bila melalui arah utara, pengunjung bisa lewat jalur Kecamatan Kaliwungu yang jaraknya lebih kurang delapan kilometer.
Selama perjalanan menuju Goa Kiskendo, wisatawan akan disuguhi jalan naik turun serta berkelok-kelok dengan pemandangan alam yang indah di kanan kiri, serta udara yang menyejukkan. Pasalnya, Goa Kiskendo ini terletak di daerah dataran tinggi dengan lingkungan alam masih alami dan asri, sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
Sesampainya di lokasi Goa Kiskendo, pengunjung hanya dikenakan biaya parkir sebesar Rp 5.000 per orang. Begitu masuk kawasan goa, pengunjung bakal melihat pintu gerbang goa yang demikian besar dan lebar. Di sini pengunjung akan menjumpai pula bongkahan batu besar, susunan batu kapur berbentuk kerucut berdiri tegak di lantai goa (stalagmit) maupun batangan batu kapur yang terdapat pada langit-langit goa dengan ujung meruncing ke bawah (stalagtit).
Dengan adanya stalagmit dan stalagtit menambah keindahan dari Goa Kiskendo tersebut. Jika melangkah jauh ke dalam goa, pada ujung goa, pengunjung akan menjumpai sungai yang mengalir menembus perut bumi. Airnya terlihat sangat jernih, terutama pada musim kemarau, disertai suara air nan gemericik dan udara sekitar terasa sejuk, sehingga membuat betah pengunjung untuk berlama-lama berada di kawasan goa tersebut.
Selain Goa Kiskendo sebagai goa utama, di sekitarnya juga terdapat goa-goa kecil seperti Goa Lawang, Goa Pertapaan, Goa Talangan, Goa Kempul dan Goa Kampret.
Pada musim durian, di sepanjang jalan sebelum masuk ke arah Goa Kiskenda, terdapat penjual buah yang terkenal lezat itu. Para penjual buah durian itu menjajakan dagangannya di tepi jalan dengan panorama hutan jati, sehingga bagi para pembeli yang menyantap buahnya di tempat, akan menambah sensasi tersendiri.
Selain itu, obyek wisata lain tak jauh dari Goa Kiskenda yang cukup terkenal adalah pemandaian air panas Gonoharjo. Lokasinya terletak di Kecamatan Limbangan. Para pengunjung, terutama yang mempunyai penyakit kulit, dapat memanfaatkan pemandaian air panas yang mengandung belerang tersebut.

Minggu, 13 Mei 2012

 Wisata Sambil Berkebun
 
Anak-anak melihat tanaman sawi yang ditanam pada media paralon (PVC) secara bertingkat atau bersusun di Kebun teknik bertani vertikultur di Taman Buah Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
HEADLINE NEWS  – Akhir pekan ini, ajak si kecil ke tempat-tempat wisata yang menyediakan acara berkebun. Selain anak Anda dapat menikmati asyiknya menanam, ia pun dapat belajar lebih mencintai lingkungan.
Tak hanya si kecil, Anda pun bisa ikut belajar menanam aneka tanaman, bisa itu buah, bunga, sampai sayuran. Berikut beberapa tempat wisata untuk aktivitas berkebun.
Taman Anggrek Indonesia Permai. Letaknya berdekatan dengan Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta Timur. Penggemar anggrek akan senang berada di taman ini. Beragam jenis anggrek dapat Anda lihat.
Tak sekadar melihat, pengunjung dapat membeli langsung anggrek yang diinginkan. Ada 30 rumah kaca berisikan beragam varietas anggrek. Anda bisa menguntingnya sendiri untuk ditanam di rumah. Tak tahu cara menanam anggrek? Tenang saja, di sini terdapat pelatihan pembudidayaan anggrek.
Taman Wisata Mekarsari. Taman wisata satu ini memang sudah tenar dalam urusan berkebun sambil wisata. Letaknya di Jalan Raya Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Ada beragam paket yang ditawarkan. Paling favorit adalah menanam padi dan menanam buah dalam pot.
Paket menanam padi biasanya sudah termasuk dengan memandikan kerbau dan melukis caping. Sementara menanam buah, biasanya masuk dalam Greenland Tour. Pengunjung diajak berkeliling kebun buah dan sayuran yang ada di Mekarsari. Kemudian, menanam sendiri buah dalam pot.
Cukup sederhana, batang tanaman diletakkan dalam pot. Lalu pot diisi tanah, sekam, dan kompos. Tak lupa, setelah padat, tanaman disiram. Pot dapat dibawa pulang. Pengunjung juga dapat belajar aneka tambulampot atau tanaman buah dalam pot.
Kebun Wisata Pasir Mukti. Mirip seperti Taman Wisata Mekarsari, paket menanam padi juga ditawarkan di tempat ini. Selain juga aktivitas membajak sawah sampai kegiatan seru seperti menangkap belut.
Lalu pengunjung dapat belajar membuat tambulampot atau tanaman buah dalam pot. Juga mengembangkan anggrek dan bunga lainnya. Kebun Wisata Pasir Mukti berada di Desa Tajur, Pasirmukti, Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
 
 Tomohon, Kota Bunga.
Ciwidey. Ke arah selatan dari kota Bandung, mulai masuk ke kawasan Ciwidey, Rancabali, dan Pasir Jambu. Di sini ada banyak kebun stoberi dengan papan yang mengajak wisatawan untuk memetik sendiri stoberi, lalu memakannya dalam kondisi segar baru dipetik.
Harganya pun dibandrol dalam kiloan. Ya, kawasan Ciwidey memang terkenal sebagai agrowisata stoberi. Tenarnya adalah tempat berbelanja stoberi sampai produk olahan stoberi seperti selai dan dodol.
Padahal, wisatawan pun dapat belajar cara menanam stoberi. Oleh karena itu, banyak petani stoberi menjual bibit stoberi untuk dibeli wisatawan dan ditanam sendiri di rumah. Nah, jangan sekadar membeli stoberi, tak ada salahnya mencoba belajar berkebun stoberi.
Kusuma Agrowisata. Kusuma Agrowisata berada di Jalan Abdul Gani Atas, Batu, Malang, Jawa Timur. Apel memang identik dengan Kota Malang. Di kawasan agrowisata ini, pengunjung dapat melihat kebun apel serta memetik langsung apel yang sudah ranum.
Ada tiga jenis apel yang bisa dinikmati pengunjung yaitu rome beauty, apel ana, dan apel manalagi. Selain berjalan-jalan di kebun apel dan memakan apel yang dipetik langsung, Kusuma Agrowisata juga menyediakan pelatihan bagi pengunjung yang berminat untuk membuat kebun apel sendiri.
Paket tersedia bervariatif, mulai dari kursus kilat cara bercocok tanam sampai pelatihan untuk peminat agrobisnis. Bahkan ada pelatihan untuk calon pensiunan yang ingin mengembangkan usaha cocok tanam.
Kota Bunga Tomohon. Tomohon di Sulawesi Utara sering disebut sebagai Kota Bunga. Kota Tomohon terletak hanya sekitar 1,5 jam dari Manado. Masuk ke kawasan Tomohon, maka jejeran bunga potong menghiasi jalan-jalan.
Makin masuk lagi, kebun-kebun kecil dengan aneka bunga tampak menghiasi tepi jalan. Jika beranjak makin ke bukit, kebun-kebun bunga dengan hamparan bunga warna-warni begitu memanjakan mata.
Tak sekadar melihat bunga, wisatawan pun dapat belajar menanam bunga. Pemilik kebun dengan senang hati akan mengajarkan wisatawan cara menanam bunga. Apalagi di waktu-waktu tertentu, kota ini akan berubah ibarat kota Pasadena di Amerika Serikat. Ya, pawai bunga menyemarakkan kota Tomohon tiap tahunnya.
 
 Masalah lain pada tabulampot biasanya adalah rontoknya daun-daun.
Bali Mangrove Information Centre. Aktivitas yang satu ini memang tak bisa disebut berkebun. Namun, mengajak si kecil menanam mangrove bisa menjadi langkah awal pentingnya menjaga lingkungan. Terutama fungsi mangrove untuk menjaga pantai dan ekosistem laut.
Menuju Bali Mangrove Information Centre bisa melalui jalan By Pass Ngurah Rai dari arah Sanur menuju bandara Ngurah Rai. Di sini, pengunjung dapat menanam mangrove. Anda bisa melihatnya langsung saat masuk ke dalam kawasan ini.
Dekat tempat membeli karcis, terdapat kolam sentuh. Jadi, pengunjung dalam rombongan, biasanya anak sekolah, dapat menanam mangrove di kolam sentuh. Cara lainnya adalah membeli bibit mangrove dan minta ditanam di salah satu area dari keseluruhan luas mangrove yang mencapai seribu hektar.

Sabtu, 12 Mei 2012

 Berkunjung ke Kebun Lada sampai Murbei
 
Memotong dahan pohon salak yang roboh karena tidak kuat menahan beban abu vulkanik di Dusun Donomulyo, Desa Donokerto, Turi, Sleman, DI Yogyakarta
HEADLINE NEWS  – Kebun teh dan kebun kopi mungkin sudah biasa dijadikan destinasi agrowisata. Selain itu, Indonesia memiliki kebun dengan beragam sayuran maupun buah yang sangat berpotensi untuk dijadikan destinasi agrowisata. Hanya saja, tak semua pemilik kebun pintar mengelola potensi ini. Berikut beberapa kebun yang bisa dijadikan destinasi agrowisata.
Kebun Lada di Bangka. Jika biasanya kita hanya tahu lada putih dalam bentuk bubuk, jika berkunjung ke kebun lada di Desa Tanjung Ratu, Sungai Liat, Bangka, maka penunjung dapat melihat langsung lada dalam bentuk utuh di pohon.
Bangka memang terkenal sebagai produsen lada putih. Kebun lada di Desa Tanjung Ratu ini mencapai 100 hektar dan berada di kawasan tinggi yang berhawa sejuk. Wisatawan dapat berjalan-jalan di tengah kebun lada dan mencium aroma lada.
Di saat-saat tertentu, wisatawan dapat melihat langsung para pemetik lada dengan terampil memetiki lada. Wisatawan juga dapat belajar memetik lada dari para pemetik tersebut.
Kebun Tanaman Obat di Bogor. Di kebun ini terdapat 550 jenis tanaman obat. Wisatawan dapat mempelajari jenis-jenis tanaman obat serta cara pengolahannya.
Kebun Tanaman Obat Karyasari berada di Desa Karyasari, Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat. Letaknya yang berada di kaki Gunung Sanggabuana membuat hawa di kawasan ini beitu sejuk. Apalagi secara jarak sebenarnya cukup dekat dari Jakarta, sekitar 3 jam perjalanan darat.
Wisatawan dapat belajar fungsi dari tanaman obat yang tumbuh alami maupun hasil pembudidayaan. Pengunjung akan dikenakan biaya Rp 95.000 untuk paket wisata yang sudah termasuk transportasi pulang pergi Jakarta-kebun, seminar, tur kebun, sampai makan siang.
Kebun Salak di Sleman. Menyebut salak maka tak bisa lepas dari Agrowisata Turi. Berada di Kecamatan Turi, Magelang, saat masuk kecamatan ini, pohon salak berhamparan memenuhi pemandangan diselingi sawah.
Sementara itu, untuk masuk ke Agrowisata Turi, pengunjung akan dikenakan tiket masuk. Pengunjung kemudian akan diajak berkeliling kebun salak. Usai tur kebun, pengunjung pun dapat mencicipi salak. Ada beragam jenis salak di kebun ini.
Kebun Karet di Banyuwangi. Kebun Kendeng Lembu memiliki beragam tanaman seperti karet, cokelat, dan kopi. Namun, karet bisa jadi sisi yang paling menarik. Kebun ini terletak di Kecamatan Glenmore, dekat dengan Banyuwangi, Jawa Timur.
Pengunjung dapat melihat langsung proses pengambilan getah dari pohon karet. Serta pengolahan getah menjadi karet. Proses pengolahan kakao juga menjadi atraksi wisata yang unik.
Kebun Tembakau di Jember. Tanaman tembakau banyak tersebar di Pulau Jawa. Namun, salah satu kebun tembakau yang sering dijadikan agrowisata adalah kebun milik PTPN IX yang berada di Jenggawah, Jember, Jawa Timur.
Pengunjung akan diajak melihat kebun tembakau. Selain berkeliling kebun, pengunjung akan melihat proses pembuatan tembakau menjadi cerutu. Mulai dari penyortiran, pengepakan, dan pembuatan cerutu.
Kebun Tebu di Jember. Lagi-lagi di Jember, tetapi kali ini adalah tanaman tebu. Agrowisata tebu terletak di Desa Semboro, Kecamatan Semboro, Jember, Jawa Timur. Kebun tebu ini berusia tua karena sudah ada sejak masa kolonial Belanda.
Pun begitu dengan pabrik pengolahan tebu menjadi gula yang sudah ada sejak masa Belanda di tahun 1921. Turis bisa berkeliling kebun tebu menggunakan loko uap sepanjang 45 kilometer. Lalu melihat-lihat bangunan pabrik peninggalan Belanda serta proses pengolahan tebu.
Kebun Jati di Cepu. Agrowisata yang satu ini berada di Cepu, Jawa Tengah. Tepatnya adalah hutan jati Kesatuan Pemangkuan Hutan Perum Perhutani. Pengunjung akan berkeliling di hutan pohon jati dengan kereta tua.
Tak hanya itu, pengunjung pun dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar dan melihat tradisi masyarakat dalam mengolah minyak secara tradisional. Kelar perjalanan dengan kereta, pengunjung akan melihat tempat penimbunan kayu.
Selain melihat log jati, pengunjung juga akan diajak ke industri pengolahan kayu jati. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan pembuatan furnitur dengan bahan baku jati.
Kebun Murbei di Wajo. Jika mendengar tanaman murbei, maka dengan mudah kita bisa kaitkan dengan ulat sutera. Agrowisata sutra menjadi andalan daerah Wajo di Sulawesi Selatan.
Murbei menjadi pakan bagi ulat sutera. Dari kokon ulat sutera kemudian diolah menjadi benang. Setelah proses pemintalan, benang pun menjadi kain. Di Wajo, proses penanaman murbei sampai pembuatan kain sutera menjadi daya tarik turis.
Agrowisata ini terletak di Kecamatan Sabbangparu. Pengunjung akan melihat pembibitan dan penanaman murbei, lalu cara memelihara ulat sutera. Dilanjutkan tur ke pengolahan kokon menjadi benang, proses pemintalan, dan penenunan benang menjadi kain.
Kebun lainnya. Selain kebun-kebun yang disebut di atas, Anda juga bisa berkunjung ke kebun bunga di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Lalu Kebun Apel di Malang dan Kebun Durian di Klaten. Sekitar Jakarta, Anda bisa bertandang ke Kebun Belimbing di Depok.
Di Kalimantan, tepatnya di Sambas, Anda bisa mengunjugi agrowisata kebun Jeruk. Kebun Jeruk yang dijadikan agrowisata juga bisa Anda temukan di Poso, Sulawesi Tengah.
Yuk, Lihat Budidaya Buah Naga di Kediri
 
 Areal pembudidayaan buah naga hitam atau black dragon fruit di lereng Gunung Wilis, Kota Kediri, Jawa Timur.
KEDIRI - Beberapa waktu yang lalu buah Naga menjadi pembicaraan karena berbagai kandungan zat alami yang dimilikinya. Selain segar, buah yang berasal dari tumbuhan jenis kaktus ini sering digunakan sebagai asupan pendamping bagi penderita penyakit kanker, kolesterol, stroke serta demam berdarah.
Buah yang dikenal mempunyai kandungan zat antioksidan, betakarotin serta vitamin E ini terdiri dari beberapa macam jenisnya, ada jenis buah naga merah, kuning, putih serta hitam. Jenis yang terakhir atau yang biasa di sebut black dragon fruit ini yang kemudian sangat diminati oleh pelaku agribisnis.
Sebab, selain termasuk varian baru sehingga mampu mendongkrak harga jual, buah jenis ini mempunyai masa panen yang lebih cepat dan buah yang lebat pada tiap pohonnya. Buah naga varian daging hitam ternyata kali pertama dibudidayakan di Kota Kediri, Jawa Timur, tepatnya di lereng Gunung Wilis.
Adalah Mas Demang, orang pertama yang membudidayakannya sejak tahun 2000 silam. Ia berhasil "merekayasa" buah naga daging merah menjadi berwarna hitam dengan ramuan khususnya. "Saya menggunakan pupuk khusus yang terbuat dari kompos sehingga meningkatkan kadar betakarotin yang membuat daging buah berwarna merah mendekati hitam," ujar pemilik nama asli Ananta Pramudya Wardana Kusuma Ningrat ini saat ditemui Kompas.com, Jumat (4/5/2012).
Pria kelahiran Solo itu menuturkan, pembudidayaannya dimulai di Jalan Dr Saharjo gang Lawu nomor 100 Klothok, Lebak Tumpang, Campurejo, Kota Kediri di atas tanah seluas 1000 meter. Di lahan itu, ia benamkan sebanyak 2.000 batang pohon buah naga merah lalu dilakukan pemupukan khusus sehingga menjadi buah naga hitam.
"Hasilnya sungguh luar biasa, varian itu kini menjadi tersebar seantero nusantara," imbuh petani yang menamai kebunnya dengan Wana Natural Farm ini.
Pembudidayaannya terus berkembang seiring tinginya permintaan pasar. Sebuah lahan seluas 20 ha dengan jumlah pohon mencapai 60 ribu batang di desa Tunggul Selopanggung juga dibuka untuk mencukupi permintaan itu. "Saat ini permintaan dari Matahari Department Store Jawa Bali mencapai 60 ton per bulan," tandasnya.
Mas Demang bukan pengusaha yang pelit. Ia senantiasa membagi pengalamannya kepada siapa pun juga. Bahkan, ia membuka dengan lapang bagi siapa pun yang datang langsung ke kebunnya untuk melihat dan mempelajari budidaya buah naga.
Tidak hanya buah naga, lambat laun ia juga mengenalkan berbagai jenis tanaman lainnya dengan cara membuat hutan kecil di sekitar areal perkebunannya. Selain itu ia juga membangun fasilitas pelengkap lainnya seperti area berkemah serta rumah makan.
Dalam visinya, pria yang kini menjadi motivator serta narasumber di berbagai forum wirausaha itu adalah terbentuknya Agrowisata yang terintegral. "Banyak dinas-dinas mulai daerah hingga pusat yang study banding ke sini. Anak-anak mahasiswa seperti dari UGM, Makassar atau perguruan lainnya juga sering datang. Namun lebih sering lagi kunjungan dari anak-anak TK hingga SMA. Saya tidak memungut biaya," jelas pria yang menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi ini.
Atas prakarsanya itu, berbagai penghargaan telah ia raih, seperti The Leadership Award Tahun 2008, Satya Bhakti Tokoh, Pengusaha, Profesional, Pendidik Indonesia Tahun 2008 dan 2009, Indonesian Creative and Innovative Award Tahun 2008, Best Entrepreneur of the Year Tahun 2009, serta Indonesia Moslem Award tahun 2009.